Sekayu – Di hadapan polisi, Salman (31), tersangka pembunuhan terhadap rekan kerjanya sendiri, rupanya mengaku menyimpan rasa dendam terhadap korban sebab sering diejek secara fisik.

Hal itu disampaikan oleh Salman (31) di hadapan Kanit 2 Ditintelkam Polda Sumsel Kompol Hendriyanto, Minggu (12/11/2023).

“Beberapa hari sebelum kejadian itu, saya sempat diejek sama korban di depan pacarnya, dia bilang ngapo rai kau (kenapa wajah kamu), saat diomongi seperti itu aku lagi pakai masker,” ucap pelaku.

Bahkan, di depan kekasih korban itu juga, diakui Salman jika korban Lambo (28) juga mengintimidasinya.

Namun meski diejek oleh korban, Salman mengaku dirinya tak memberi respon dan memilih diam.

“Saya sebenarnya sering diejek oleh korban tapi diam saja,” ungkapnya.

Barulah ketika hari peristiwa berdarah di saat tersangka Salman duduk di pos jaga, melihat korban tengah berbaring tidur, terbersit pikiran untuk menghabisi nyawa rekannya itu.

“Waktu saya duduk, timbul tekat bulat saya buat ngapak (bacok -red) korban, dan saya keluar ambil parang panjang yang di perahu lalu kembali ke pos jaga nyerang korban,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui peristiwa berdarah itu terjadi pada Sabtu (11/11/2023) sekitar pukul 05.00 WIB, di saat tersangka tengah melakukan pengecekkan ketinggian air di lokasi PT Global Alam Lestari Buring.

“Setelah itu saya naik, pergi ke Posko lihat korban sedang berbaring di kamar pos jaga, dan saya duduk,” ucap Salman di depan petugas.

Namun tak berselang lama, Salman lantas keluar mengambil sebilah senjata tajam jenis parang yang terdapat di perahu tak jauh dari tempat dia melakukan pengecekkan ketinggian air.

“Setelah itu saya kembali langsung saya kapak (bacok) korban yang lagi terbaring di kamar, beberapa kali saya tak ingat,” ucap dia.

Salman mengaku, korban sempat berupaya kabur menghindari serangan membabi buta yang dilakukannya.

Setelah korban meregang nyawa dengan bersimbah darah, tersangka Salman kabur dari TKP dan rupanya bersembunyi di Desa Santapan Barat, Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir.

“Saya balik ke rumah orang tua saya di sana,” ucap dia.

Namun tak berselang satu hari dari peristiwa berdarah itu, Salman memilih menyerahkan diri ke aparat desa kemudian dilaporkan ke Subdit IV Ditintelkam Polda Sumsel. “Pagi saya ditangkap polisi,” ujarnya. (**)

 

 

Share To:

redaksi

Post A Comment: