Sekayu, Musi Banyuasin – Kemeriahan Festival Randik 2023 yang dilaksanakan di Taman Gelanggang Remaja pada tahun ini, terlihat begitu berbeda, karena pada tahun ini, pihak panitia menampilkan tari kolosal tari setabik yang diikuti oleh puluhan penari secara serentak.
Tari Setabik ini adalah tarian adat daerah Kabupaten Musi Banyuasin dalam rangkaian upacara adat penerimaan tamu di daerah tersebut maupun acara resmi lainya. Tari ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dipertahankan sebagai tari tradisi khas kabupaten Musi Banyuasin

Kali ini tari setabek diikuti oleh 50 penari, yang berasal dari Sanggar Putri Sak Ayu, Sanggar Kecublang Emas, Thalia Dance, Sanggar IKPS, dan Sanggar Rengkeh.

“Sengaja kita melibatkan puluhan penari, pada penampilan tari setabik kali ini, tidak lain bertujuan agar memberikan nuansa berbeda dan kemeriahan pada ajang pembukaan Festival Randik 2023.” Ujar Kepala Dinas Pedidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin Dr.Iskandar Syahriyanto,M.H. Melalui Kabid Kebudayaan Henri,S.Pd.,M.Si. ketika dibincangi Minggu (1/10/23).

Dirinya menjelaskan bahwa, Tari Setabik adalah tari penyambutan tamu kehormatan yang datang ke Kabupaten Musi Banyuasin. Tari ini sudah berlangsung dari dahulu sampai sekarang. Tepatnya pada zaman penjajahan Belanda tari ini telah sering ditampilkan pada saat kedatangan Belanda dengan sambutan tari-tarian terutama dalam menyambut tamu yang berkunjung ke daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

“Penyambutan tamu yang dihormati, biasanya pembesar-pembesarpemerintahan, dulunya dilakukan ditepi sungai yaitu pada sebuah bangunan ditepi sungai yang dinamakan Tangga Raja atau dalam bahasa Sekayu “Tangge Raje”, semacam pelabuhan ditepi sungai (pada waktu itu transportasi masih dilakukan melalui sungai).” Jelasnya.

Tari Setabik yang awalnya bernama Tabek Tuan berdasarkan tradisi lisan merupakan tari persembahan khas Kabupaten Musi Banyuasin yang dapat digolongkan kepada tari tradisional, apabila dilihat dari segi karakter (sifat), segi penyajian, tata rias, busana serta musik tarinya.

Share To:

redaksi

Post A Comment: