Sekayu, Musi Banyuasin - Gemuru tepuk tangan sontak langsung terdengar, ketika Sanggar Putri Sak Ayu menampilkan pertunjukkan teater budaya berjudul "Andai-andai Putri Lubuk Gong", pada acara Festival Batang Hari Sembilan yang dilaksanakan di Taman Budaya Sumatera Selatan (17/5/23).
Ringkasan cerita "Andai-andai Putri Lubuk Gong" merupakan Cerita rakyat ini mengisahkan seorang Ginde yang ingin menikahkan anaknya. Calon suaminya sudah memenuhi syarat sebagai lamaran. Tetapi karena kesalahpahaman, akhirnya putri ginde dibunuh, karena ayahnya merasa sedih semua barang persyaratan lamaran dibuang kesebuah lubuk terutama gong besar yang terbuat dari emas lama kelamaan cerita dari mulut kemulut dituturkan dan lubuk tersebut dikenal dengan Lubuk Gong.
"Ini merupakan salah satu cerita andai-andai yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin" ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muba Dr Drs Iskandar Syahriyanto MH., didampingi Kabid Kebudayaan Muardi, S.Pd, MM
Dijelaskanya pagelaran kesenian ini berjudul andai andai putri Lubuk gong, sastra tutur khas kabupaten musi banyuasin yg ditampilkan dengan kolaborasi drama, tari dan irama batanghari sembilan sehingga lebih mudah dicerna lintas zaman. "Cerita andai-andai ini sudah turun menurun diwariskan hingga sekarang. Semoga dengan ditampilkan nya andai-andai ini seni sastra tutur khas musi banyuasin tetap lestari dan berkembang" katanya.
Menurutnya antusias serta tepuk tangan dari para penonton saat penampilan ini,, merupakan sebuah kebahagian bagi pihaknya. "Tentu saja kami sangat bersyukur, karena dimana dan kapanpun Sanggar Putri Sak Ayu menggelar penampilan, makan bisa memberikan hiburan tersendiri bagi mereka yang menyaksikan." ungkapnya.
Terakhir dirinya mengungkapkan, bagi pihaknya yang paling utama adalah apa yang mereka tampilkan dan suguhkan kepada masyarakat, adalah sebuah upaya untuk melestarikan budaya Musi Banyuasin. "Karena kita yakin, dengan penampilan yang baik, maka prestasipun bisa ikut diraih." tutupnya.
Post A Comment: