Dijelaskan ustaz Azhari awal pengancaman dari para preman bermula dari urusan bisnis.
Yaitu usaha berupa pekerjaan yang dilakukan di Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) bulan Mei 2023. Salah satu unit usaha BUMdes adalah memasok kebutuhan makanan Catering salah satu perusahaan yang ada di desa itu.
“BUMdes kita itu selama ini memasok makanan catering untuk kebutuhan salah satu perusahaan,” jelasnya.
Memang diakui selama ini warga di sana, inisial Ca mendapatkan pekerjaan tersebut. Dengan realisasi atau fee bagi BUMdes sendiri sebesar Rp200 per porsi.
Nah, selanjutnya BUMdes dengan ketua kepala desa yang baru bermusyawarah agar BUMdes mendapat bagaian atau fee Rp 1.000 per porsi.
Pihak Ponpes melihat ini peluang untuk mendapatkan income agar Ponpes dapat berkembang dan maju. Diantaranya, yaitu menjadi pedagang bakso, berdagang lainnya, menyadap karet dan lain-lain.
“Kami lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari demi anak istri,” ujar ustaz Azhari.
Azhari menceritakan, bahwa awal pengancaman dari pihak terlapor.
Telah terjadi pembacokan oleh salah seorang ustaz ‘pihak mereka’ dengan masyarakat setempat diduga preman, “Dua hari baru kita laksanakan pengiriman makanan ke perusahaan,” ujarnya. “Pihak perusahaan sendiri meminta pengawalan dari Ponpes. Begitu di tengah jalan mereka kena hadang rombongan Ca,” ungkapnya.
Melihat gelagat tak bagus, ketua ponpes ustaz Abdul Aziz yang sudah sepuh turun dan menanyakan permasalahan tersebut.
“Tak terima dengan ketua Ponpes, salah seorang dari kawanan Ca, melayangkan bogem mentah ke wajah ketua ponpes Abdul Aziz,” kata ustad Azhari. (Sumeks)
Post A Comment: