Salah satu driver ojek online (ojol) di Palembang Kholiq menyebut bahwa kenaikan tarif yang ditentukan ialah Rp2.000 per Kilometer. “Kalau saya bukan mengantar penumpang tapi makanan dan barang (GoFood), lebih banyak ke makanan biasanya. Semenjak BBM naik, tarif ongkos kirim kita naik jadi Rp2000 per kilometer,” sebut Kholiq.
Sopir yang biasa menunggu orderan di daerah Dempo dan Pasar 16 Ilir Palembang ini juga mengeluh karena tarif ongkir yang terbilang mahal.
“Ongkir memang dibebankan ke customer semua, jadi dengan kenaikan tarif ongkir otomatis orderan jadi sepi lebih sedikit dari biasanya. Soalnya ongkir makin mahal,” keluhnya.
Kholiq juga mengatakan jika dalam sehari, ia bisa mendapatkan orderan dari 5 hingga 20 orderan dalam sehari. “Kalau dulu bisa sampe 20 orderan, kalau sekarang sudah lebih sedikit. Ya namanya juga kerja seperti ini kan tidak menentu bisa dapat orderan berapa sehari, ngga bisa ditakarkan,” tambahnya.
Kholiq dengan santai menjelaskan jika total 20 orderan dalam sehari, maka dirinya bisa mendapatkan Rp250 hingga Rp300 ribu sudah termasuk bonus.
“Itu untuk drivernya saja, karena sudah dipotong otomatis oleh aplikasi. Nah kalau sekarang, karena sudah naik maka 20 orderan itu bisa dapat Rp400 ribu drivernya cuma itu tadi, ngga tau bisa dapet 20 orderan atau tidak karena sekarang sudah sepi,” jelasnya.
Kholiq bukan ojol yang mengantarkan penumpang, tetapi lebih ke makanan atau GoFood. “Karena pas daftar mau jadi gojek, dari pihak mereka sudah menentukan kita akan fokus ke mana ke GoRide atau ke GoFood,” tuturnya.
Semenjak harga bbm naik, dia berasumsi jika orderan sepi dikarenakan penumpang akan lebih banyak berfikir jika ingin memesan makanan atau mengantarkan barang. “Customer mungkin berfikir lebih mahal ongkir ketimbang harga makananny nah mungkin itu yang buat mereka jd mikir lagi kalau mau gofood makanan atau gosend barang,” tambah Kholiq.
Dengan kondisi yang semakin sulit ini, Kholiq berharap agar pemerintah untuk kembali mencabut peraturan tentang kenaikan harga BBN tersebut.
“Harapanny ke pemerinah kalau biso yo idak naek, dibatalke kenaikan ini. Tapi kalau sudah naik yo kami jugo dak biso apo-aponlagi. Lalu untuk pihak gojeknya ya kalau memang ongkir mengalami kenaikan mungkin ongkirnya jangan dibebankan semua ke customer kalau bisa dari gojek juga membantu melakukan pemotongan harga krna kasian juga customernya dan kalau bisa potonganny sedikit saja jgn yerlalu banyak,” katanya.
Senior VP Corporate Affairs Gojek Transport & Logistics Rubi W. Purnomo mengatakan bahwa Gojek terus berupaya untuk menyeimbangkan kebutuhan para pemangku kepentingan yang bergantung pada teknologi mereka termasuk mitra driver, UMKM dan pelanggan.
“Kami tentunya mengikuti aturan terbaru terkait tarif layanan GoRide, Gojek juga telah secara proaktif melakukan penyesuaian tarif bagi lima layanan lain di dalam ekosistem kami, yakni GoCar, GoFood, GoSend, GoShop dan GoMart,” jelasnya.
Penyesuaian tarif tersebut, dikatakan pihaknya sebagai langkah untuk mendorong potensi pendapatan maksimal bagi para mitra Gojek, sekaligus mendukung Gojek dan para mitra untuk terus memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.
“Selain itu selaras dengan visi Pemerintah untuk meningkatkan kehidupan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, saat ini kami terus berdiskusi dengan Pemerintah terkait penerapan Biaya Layanan (komisi), dengan cara yang memungkinkan bagi kami untuk tetap mendukung mitra pengemudi dan UMKM, sambil memastikan keberlangsungan bisnis kami secara jangka panjang,” tutupnya. (Suara)
Post A Comment: