![](https://www.wikihow.com/images_en/thumb/5/55/Restrain-Yourself-from-an-Outburst-Step-1.jpg/v4-900px-Restrain-Yourself-from-an-Outburst-Step-1.jpg)
Perhatikan tanda-tanda emosional. Kemarahan biasanya disertai dengan membanjirnya emosi lain. Lagipula, amigdala, bagian otak yang berfungsi sebagai pusat emosi, akan menyampaikan sinyal-sinyal semampunya untuk menghadapi ancaman dan memastikan Anda akan bertahan hidup. Karena itu, Anda akan menghadapi begitu banyak emosi lain yang berhubungan. Semua perasaan ini mampu menyuarakan alarm untuk memacu respons yang membuat Anda menghadapi atau kabur dari sebuah masalah. Selain kemarahan, sebagian emosi yang mungkin Anda rasakan termasuk:
- Kesal
- Kesedihan
- Depresi
- Rasa bersalah
- Kebencian
- Kecemasan
- Sikap defensif
Hitunglah hingga sepuluh. Jika Anda merasa marah dan mengalami gejala-gejala yang dituliskan di atas, beri tahukan kepada diri sendiri bahwa Anda tidak harus langsung bereaksi. Menghitung dapat membantu menekan perasaan. Mungkin kelihatannya konyol, tetapi hal ini benar-benar dapat mengalihkan perhatian secara cukup lama sehingga Anda bisa tenang. Tahan reaksi dan berikan waktu bagi diri sendiri untuk mengatasi perasaan.
Cobalah bernapas dalam-dalam. Berikan ruang bagi diri sendiri. Jika memungkinkan, menyingkirlah dari orang banyak dan pergilah ke kamar mandi, dekat tangga, atau luar ruangan saat melakukan hal ini. Dengan begini, Anda akan terbantu merasa nyaman saat menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. [3]
- Bernapaslah selama empat hitungan, tahan lagi selama empat hitungan, kemudian buang selama empat hitungan juga.
- Pastikan Anda bernapas dengan diafragma alih-alih dada. Saat melakukannya dengan benar, perut Anda akan mengembung (rasakan dengan tangan).
- Lakukan sesuai keperluan hingga Anda mulai merasa lebih tenang. (im)
Post A Comment: