Infosekayu.com- Enggar
Sari, seorang dokter umum PTT di
Kabupaten Musi Banyuasin, RSUD Sekayu. Beliau ditugaskan menjadi dokter asisten di
Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah menjelaskan bahwa Andi Wibowo
merupakan satu yang paling berkesan untuknya. Andi kerap datang berobat seorang diri,
mengantri di loket pendaftaran, menunggu sambil berdiri karena tak pernah cukup
kursi mengatasi membludaknya pasien-pasien kami. Padahal, sekujur tubuhnya dari
kaki sampai kepala biru, menandakan kurangnya asupan oksigen akibat penyakit
jantung yang ia derita. Tak pula ia minta prioritas, atau tampak mengeluh. Tiap
bulan selalu datang dengan semangat yang sama, senyum yang sama, hanya saja
saya perhatikan tubuhnya makin hari makin membiru.
Andi
menderita kelainan jantung bawaan lahir yang disebut DOLV (Double-Outlet Left
Ventricle), dimana kedua pembuluh darah besar jantung terhubung dengan bilik
kiri jantung. Andi juga mengidap VSD (Ventricular Septal Defect), dan
diperparah dengan Hipertensi Pulmonaldan gangguan katup jantung (Mitral
Regurgitasi).
Hal ini mengakibatkan pencampuran
darah kotor dan darah bersih, sehingga tubuh tak lagi mampu menjalankan
tugasnya dengan baik. Pencampuran darah kotor dan darah bersih ini
mengakibatkan tubuh kekurangan darah bersih, sehingga Andi tampak biru hingga
ke sekujur tubuhnya. Tak jarang Andi bolak balik masuk IGD (Instalasi Gawat
Darurat) karena serangan sesak napas tiba-tiba.
Ayah
Andi saat ini mendekam di LAPAS sehingga Ibunyalah yang merupakan tulang
punggung keluarga. Sang Ibu pun dikatakan merupakan pekerja serabutan, yang
tiap hari berdoa agar diberi kesempatan tetangga sekitar membantu-bantu, demi
mencukupi 4 mulut yang perlu diberi makan di keluarganya. Andi sendiri belum
bekerja setamat dari STM. Beruntung selama ini Andi rutin berobat karena
dibantu oleh BPJS Kesehatan (PBI) sehingga semua biaya berobat gratis.
Sudah
sejak lama Andi dinyatakan Dokter menderita penyakit DOLV dan disarankan untuk
operasi jantung di Jakarta. Mendengar ada harapan untuk pengobatannya, senyum
Andi mulai merekah, namun secercah senyum itu kembali hilang karena mengingat
biaya untuk hidup selama di Jakarta tidaklah sedikit. Meski BPJS Kesehatan
menanggung 100% biaya pengobatannya, Andi masih harus mengusahakan biaya
transportasi, makan keluarga serta tempat tinggal selama perawatannnya yang
tentu tidak sedikit.
“Beberapa hari yang lalu Andi datang
bersama Ibunya menemui saya di Poliklinik Jantung RSUD Sekayu. Penuh
pengharapan mereka bertanya, berbekal pengetahuan seadanya yang mereka punya,
“Dok apa lagi yang harus kami lakukan?”. Tatap mata penuh pengharapan, serta
senyum iklas dari bibir yang membiru itu membuat saya tersentuh. Saya hanyalah
seorang Dokter Umum PTT, mengabdi di Kabupaten setamat menempuh Pendidikan.
Tabungan saya takkan cukup membantu mereka.”
“Melalui KitaBisa.com saya
mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara/I semua, mengetuk pintu hati, membantu Andi yang
membiru karena penyakitnya ini, agar bisa “merah” lagi. Merah adalah tanda
peredaran darah yang
baik, hal yang tak pernah Andi rasakan seumur hidupnya. Melalui momen menjelang
Ramadhan ini, alangkah mulianya bila kita memberikan barang sedikit harta yang
kita miliki, untuk memampukan mimpi Andi untuk mengecap kehidupan yang baik.
Bernapas dengan semestinya, tanpa perlu tersengal. Berlari kencang, tanpa takut
hilang napas. Bekerja sebagaimana mestinya, membantu ibu dan kedua saudara.” Ucap Enggar
dalam tulisannya.
Biaya
yang terkumpul akan digunakan untuk biaya hidup Andi berserta keluarga selama
di Palembang dan Jakarta. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Transportasi
Sekayu – Palembang – Jakarta PP 3 orang (4 kali) : Rp. 12.000.000
Transportasi
selama di Jakarta dan Palembang (4 kali) : Rp. 10.000.000
Penginapan
selama di Palembang dan Jakarta (4 kali) : Rp. 12.000.000
Biaya
makan selama di Palembang dan Jakarta (4 kali) : Rp. 10.000.000
Perlengkapan
(pampers, tissue, dll) : Rp. 6.000.000
Pulsa,
obat pendukung : Rp. 5.000.000
Biaya tak
terduga : Rp. 5.000.000
TOTAL Rp.
60.000.000
(Edp)
Post A Comment: