Setidaknya saat ini sudah ada empat prototipe mobil pedesaan. Salah satunya yaitu Wintor yang diproduksi PT Velasto Indonesia. |
InfoSekayu.com- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian
mengaku mobil pedesaan untuk mengangkut peralatan maupun hasil
perkebunan sudah diproduksi dua perusahaan lokal, yakni CV. Karya Hidup Sentosa
di Yogyakarta dan PT Astra Otoparts Tbk. Bahkan mobil ini siap diekspor ke
negara lain.
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga
Hartarto mengungkapkan, mobil pedesaan ada beberapa tipe. Yang sudah diproduksi
adalah tipe mobil angkutan untuk membawa alat-alat perkebunan.
"Yang sudah diproduksi dua perusahaan,
yakni di Yogyakarta CV. Karya Hidup Sentosa dan Astra Otoparts," kata dia
saat menghadiri Rakor Strategi Penyiapan Talent Ekonomi Digital di kantor
Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Meski tidak menyebut volume produksi mobil pedesaan jenis
angkutan hasil perkebunan, Airlangga mengaku mobil tersebut sudah digunakan di
wilayah Sumatera. Bangganya lagi, mobil ini bakal diekspor.
"Jumlahnya mereka yang memproduksi dan
sudah dipakai di beberapa kebun, contohnya di Sumatra. Astra Otoparts sudah
dikirimkan sampel untuk ekspor," jelas Ketua Umum Partai Golkar itu.
Menurut Airlangga, mobil pedesaan tipe
angkutan hasil perkebunan ini sudah pada tahap skala industri dan mobil ini
didesain penuh oleh para insinyur otomotif Indonesia.
"Yang jenis prototipe (purwarupa)
yang desain dibuat insinyur otomotif Indonesia sedang kita perbaiki. Ini nanti
akan diproduksi di pertengahan tahun ini," jelasnya.
Hanya saja, kata dia, produksi mobil pedesaan terkendala
masalah investasi. Untuk memproduksi mobil tersebut, butuh investasi minimal Rp
100 miliar.
"Kendala produksi mobil pedesaan di
investasi. Investasi minimal Rp 100 miliar," tukas Airlangga.
Sebelumnya, Kemenperin akan menginisiasi pembentukan konsorsium
untuk memproduksi mobil pedesaan.
Sebab untuk merealisasikan program mobil
pedesaan ini, harus melibatkan seluruh pihak yang potensial, baik dari segi
teknis hingga non-teknis khususnya sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) otomotif.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati
Wibawaningsih mengatakan, perlu langkah sinergi di
antara pemangku kepentingan terkait dalam akselerasi pengembangan kendaraan
pedesaan di Indonesia. Upaya ini sekaligus untuk membangun ekosistem yang kuat
terhadap daya saing industri otomotif dalam negeri.
"Pengembangan kendaraan pedesaan
membutuhkan keterlibatan, komitmen, dan sinergi dari berbagai pihak," ujar
dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Dia menuturkan, saat ini IKM dalam negeri
sebenarnya telah siap berkontribusi dalam memproduksi komponen kendaraan
pedesaan. "Kami memang memprioritaskan IKM lokal untuk terlibat dalam
program yang sedang dikembangkan oleh Kemenperin ini," lanjut dia.
Gati menyampaikan, guna menjaga kestabilan
produksi komponen oleh IKM tersebut, Kemenperin telah melibatkan perusahaan
baja milik negara, yakni PT Krakatau Steel untuk penyediaan bahan baku.
"Kami tengah membuat IKM terpadu di
Halmahera untuk memastikan ketersediaan bahan baku di sana dapat terjaga dengan
baik. Bahkan, lembaga pembiayaan dan lembaga seperti OJK diharapkan turut
menyumbang saran mengenai skema pembiayaan maupun risiko keuangan yang akan
dihadapi dalam program ini," kata dia.
Selain itu, Kemenperin juga terus memberikan
pembinaan kepada para IKM dalam negeri untuk dapat menjaga kualitas produksi
komponennya. Hal ini mengingat produk yang dihasilkan IKM akan digunakan untuk
membuat kendaraan pedesaan di seluruh Indonesia.
"Kami kumpulkan para pensiunan dari
industri untuk melatih dan membina para pelaku IKM tersebut, sehingga produknya
tetap memenuhi standar yang diinginkan," ungkap dia. (Edp)
Post A Comment: