Komodo atau Varanus komodoensis hingga 2017 mencapai 3.012 ekor |
Infosekayu.com - Populasi satwa komodo atau Varanus komodoensis hingga 2017 mencapai 3.012 ekor dan masih stabil dari ancaman kepunahan. Bahkan populasi komodo di pulau-pulau kecil yang semula sedikit kini terus berkembang.
"Tahun lalu populasinya mencapai 3.012 dan kecenderungan naik. Terutama yang ada di pulau kecil, Gili Motang dan Nusa Kode, yang dulu berpopulasi sedikit, namun sekarang mengalami kenaikan," kata Kepala Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono, kemarin.
Menurutnya, saat ini populasi binatang purba yang hanya ada di taman nasional yang ada di Kabupaten Manggarai Barat itu masih stabil atau belum terancam punah.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih terus menginventarisasi populasi binatang tersebut yang berada di sejumlah pulau seperti Pulau Padar, Gili Motang, Nusa Kode, Komodo dan Pulau Rinca, guna memperoleh data terkini. "Namun kemungkinan populasinya mengalami kenaikan," ujarnya.
Sudiyono menjelaskan, populasi binatang purba yang hanya ada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut bisa mengalami penurunan akibat usia dewasa yang berada di ambang kematian, maupun bertambah akibat perkembangbiakan komodo yang berusia produktif.
Ia juga menjelaskan, keberlangsungan hidup satwa komodo berdasarkan kasta. Artinya, komodo berukuran besar atau dewasa menguasai komodo yang masih kecil.
"Ada deretan komodo yang besar memiliki jumlah tertentu yang menguasai komodo kecil. Namun, ketika berada di ambang kematian, memberikan kesempatan bagi yang kecil untuk bertambah banyak," katanya.
Satwa komodo di TNK, lanjutnya, menyatu dengan kehidupan liar. Dalam mendapatkan sumber makanan, komodo mengonsumsi babi hutan, rusa, dan kuda. Sementara itu, komodo yang berukuran kecil mengkonsumsi serangga dan unggas. Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada pos anggaran yang disiapkan untuk pengadaan sumber bahan makanan komodo.
"Karena sumber makan komodo dari alam, sehingga jumlah populasinya juga berkembang secara alamiah. Kalau ada gangguan tertentu, bisa saja jumlah berkurang, namun sejauh ini kecenderungannya mengalami kenaikan," katanya. (Mawar/MI-XYZ)
"Tahun lalu populasinya mencapai 3.012 dan kecenderungan naik. Terutama yang ada di pulau kecil, Gili Motang dan Nusa Kode, yang dulu berpopulasi sedikit, namun sekarang mengalami kenaikan," kata Kepala Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono, kemarin.
Menurutnya, saat ini populasi binatang purba yang hanya ada di taman nasional yang ada di Kabupaten Manggarai Barat itu masih stabil atau belum terancam punah.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih terus menginventarisasi populasi binatang tersebut yang berada di sejumlah pulau seperti Pulau Padar, Gili Motang, Nusa Kode, Komodo dan Pulau Rinca, guna memperoleh data terkini. "Namun kemungkinan populasinya mengalami kenaikan," ujarnya.
Sudiyono menjelaskan, populasi binatang purba yang hanya ada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut bisa mengalami penurunan akibat usia dewasa yang berada di ambang kematian, maupun bertambah akibat perkembangbiakan komodo yang berusia produktif.
Ia juga menjelaskan, keberlangsungan hidup satwa komodo berdasarkan kasta. Artinya, komodo berukuran besar atau dewasa menguasai komodo yang masih kecil.
"Ada deretan komodo yang besar memiliki jumlah tertentu yang menguasai komodo kecil. Namun, ketika berada di ambang kematian, memberikan kesempatan bagi yang kecil untuk bertambah banyak," katanya.
Satwa komodo di TNK, lanjutnya, menyatu dengan kehidupan liar. Dalam mendapatkan sumber makanan, komodo mengonsumsi babi hutan, rusa, dan kuda. Sementara itu, komodo yang berukuran kecil mengkonsumsi serangga dan unggas. Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada pos anggaran yang disiapkan untuk pengadaan sumber bahan makanan komodo.
"Karena sumber makan komodo dari alam, sehingga jumlah populasinya juga berkembang secara alamiah. Kalau ada gangguan tertentu, bisa saja jumlah berkurang, namun sejauh ini kecenderungannya mengalami kenaikan," katanya. (Mawar/MI-XYZ)
Post A Comment: