JAKARTA, infosekayu.com - Guna meningkatkan harga karet yang kian merosot Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mencari langkah-langkah dan solusi untuk menstabilkan harga karet tersebut. Terlebih, Harga karet terpuruk sejak beberapa tahun terakhir dan membuat petani karet kian terpuruk, bahkan memasuki Januari tahun 2016, harga karet hanya di kisaran USD 1,3 per kg. Ini artinya, harga sudah turun hingga 72,2 persen selama sekitar lima tahun terakhir.

Harga karet terus menunjukkan penurunan. Angkanya masih tetap di kisaran Rp 5.000 per kg. Padahal, harga karet idealnya berada di kisaran Rp 12.000 per kg.
 
Tak ingin berdiam diri, Pemkab Muba perlahan mulai mencari solusi untuk mensiasati supaya harga karet tidak terus merosot, "Dalam waktu dekat, KemenPerin akan bekerjasama dengan Muba dalam penerapan aspal karet di jalan jalan Muba tentunya ini akan menjadi  pilot project penerapan dan tempat diproduksinya aspal karet tersebut,  Mudah mudahan program ini mampu menyerap tenaga kerja sekaligus meningkatkan harga karet yang sudah diidamkan petani karet di Muba, dengan memanfaatkan karet menjadi bahan baku untuk membenahi infrastruktur jalan, yakni dengan mencampur karet untuk pengaspalan jalan di Kabupaten Muba," ungkap Wakil Bupati Beni Hernedi di sela audiensi bersama Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Ir Panggah Susanto di Ruang Tamu Dirjen Industri Agro Lantai 18 Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (16/10/2017).
 
 
Dikatakan Beni, sangat wajar jika saat ini banyak petani karet di Muba mulai mencari alternatif tanaman atau pekerjaan lain yang bisa diharapkan untuk mencukupi keperluan sehari-hari. "Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat Muba dan Sumsel yang masyarakatnya banyak mengandalkan karet pada umumnya. Mudah-mudahan trobosan ini mampu menyerap karet produksi rakyat muba dan sumsel sehingga tidak perlu lagi ekspor keluar yang harganya sekarang rendah, realisasi dari program ini kedepan bisa menjadi produk hilirisasi yang baik,  yang mana program tersebut sudah di teliti dan sedang di uji tahap akhir oleh Kemenperin dan KemenPU dengan study banding Thailand dan Amerika Sarikat yang telah terlibih dahulu menerapkan aspal karet (Thailand 2000 KM dan sudah realisasi 150 KM, 
 
Diketahui, luas perkebunan karet di Sumsel mencapai 662.685 hektare. Terdiri dari 614.021 hektare perkebunan rakyat, 24.007 hektare perkebunan swasta, serta 21.741 hektare milik negara. Total jumlah petani karet sekitar 1,5 juta orang dengan volume produksi 515.965 ton per tahun. "Ketika permintaan dunia sedang melemah, maka satu-satunya jalan untuk memperbaiki permintaan adalah dengan menggenjot penyerapan domestik, dan perlu diketahui produksi karet muba setahun bisa mencapai 200 ribu ton," bebernya. 
 
Saat ini, lanjutnya, inovasi tersebut sedang diuji oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian PU, hitung-hitungan blending dan teknologi aplikasinya November ini selesai dan selanjutkan akan dilakukan penerapannya di indonesia. "Ini juga upaya untuk menstabilkan harga karet di kemudian hari, selanjutnya akan di bentuk tim bersama untuk percepatan proyek tersebut, " terangnya.      
 
Ia menambahkan, sudah banyak upaya yang dilakukan Pemkab Muba untuk menstabilkan harga karet, termasuk memberikan bantuan kepada petani karet untuk peningkatan kualitas karet. "Kalau aplikasi pembangunan jalan aspal menggunakan bahan baku karet ini berhasil, kami yakin harga karet akan naik dan stabil, 
 
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Ir Panggah Susanto menyambut baik ide dan terobosan Pemkab Muba yang akan memanfaatkan hasil karet untuk digunakan sebagai bahan baku perbaikan jalan khususnya di wilayah Muba. 
 
"Saya sangat apresiasi ide ini, lebih lagi Pemkab Muba ini sangat pro aktif untuk mensejaterahkan warga-nya," tuturnya. (hum)
 
Share To:

redaksi

Post A Comment: