Sumsel, infosekayu.com- Demonstrasi yang digelar Forum Muara Rupit Lawang Agung (Formula) di
depan Kantor Bupati Muratara berujung rusuh. Massa murka karena tidak
bertemu bupati, Senin (25/9).
Dalam aksi tersebut massa melempari kaca kantor bupati dengan batu.
Lalu massa yang berjumlah lebih dari 1.000 orang mendatangi setiap
kantor dan meminta seluruh pegawai pulang sehingga aktivitas perkantoran
terhenti. Tak puas karena tidak dapat bertemu dengan bupati, para demonstran
lantas memblokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang berada tepat di
depan Kantor Bupati.
Dari orasi yang disampaikan, massa menuntut agar PDAM segera
berfungsi dan mengalirkan air bersih ke rumah-rumah masyarakat Muara
Rupit dan Lawang Agung paling lambat tahun 2018. Kemudian pemerintah setempat diminta segera merevitalisasi Pasar
Lawang Agung dan melakukan pelunasan ganti rugi lahan 235 hektare.
Selain itu membuat Perda untuk pemberian santunan permanen bagi keluarga
korban pemekaran Muratara.
Massa juga menagih janji bupati untuk menekan seluruh kepala SKPD
agar berdomisili atau menetap di Muratara. Massa selanjutnya meminta
agar segera dilakukan pembangunan Masjid Agung di Muratara dan membangun
monumen perjuangan rakyat Muratara untuk mengenang pahlawan pemekaran. Pantauan di lapangan, sebelum menggelar aksi, massa lebih dulu
berkumpul dan mendatangi kantor-kantor serta menyuruh pegawai pulang.
Implikasi dari pengosongan tempat dari pegawai ini, sejumlah perkantoran
terpaksa ditutup.
Salah seorang pegawai yang namanya tidak mau disebutkan, membenarkan
kalau pegawai yang sudah bekerja disuruh pulang. “Sudah banyak yang
berada di meja kerja. Tapi sebelum bekerja, massa datang menyuruh pulang
dan mengatakan tidak perlu kerja,” katanya.
Diduga karena tak ditanggapi saat menyampaikan aspirasi, massa
kemudian memblokir Jalinsum sehingga membuat antrean kendaraan roda
empat mengular sampai puluhan kilometer. Tetapi massa yang menggelar aksi dengan membakar ban di tengah-tengah
jalan tetap memperbolehkan pelajar dan mobil yang mengangkut orang
sakit untuk melintas.
Sementara itu Asisten I Tata Pemerintahan Kabupaten Muratara Alwi
Roham enggan berkomentar mengenai kaca kantor bupati yang dirusak dan
pemblokiran Jalinsum oleh massa. “Saya no comment kalau masalah itu,” ucapnya singkat. (NL)
Post A Comment: