Sekayu, Infosekayu.com - Ningkuk suatu tradisi muda-mudi khas bumi serasan sekate telah mulai pudar, tradisi yang dilakukan saat adanya hajatan saat pernikahaan akan dilangsungkan. Acara ini populer sekitar tahun1965 hingga berakhir atau memudar sekitar tahun 90-an yang mana kiblat hiburan masa itu berali ke orgen tunggal dan band (15/08/17)


Semoga saja kedepannya acara khas nan unik ini akan bisa kembali lagi dan lestari sebagai ajang silaturahmi muda-mudi yang bernilai positif. Berikut ulasan selengkapnya tentang tradisi ningkuk untuk memberikan bayangan pada kita bagai mana serunya kegiatan itu.

Acara ini khusus untuk muda-mudi (pemuda dan pemudi) dari sahabat atau teman calon mempelai, ketika acara muda-mudi (ningkuk) dimulai, calon pengantin dihadirkan dan ditetapkan sebagai Raja dan Ratu, dalam acara tersebut menunjuk moderator dengan dandanan khas, ia juga sebagai tukang pos.

Antara kelompok pemuda dan pemudi di pisah dan saling berhadapan, sedangkan sang moderator berada ditengah-tengah peserta ningkuk, semua dalam pengawasan Raja dan Ratu.

Acara diawali dengan penjelasan aturan main yang harus dipatuhi seluruh muda-mudi peserta ningkuk. Dua selendang telah disediakan untuk mengawali acara, yang akan dipegang bergantian oleh peserta (putar selendang) pada kelompok pemuda ataupun pemudi, dengan diiringi musik. Selama musik diputar maka selendang juga terus berputar melalui muda-mudi, sampai suatu saat musik akan dihentikan oleh moderator.

Saat musik berhenti berputar selendangnya pun juga harus berhenti, bagi siapa yang memegang selendang pada saat musik berhenti baik di kelompok pemuda maupun pemudi, kepadanya akan dikenai semacam hukuman yang akan diberikan oleh Raja dan Ratu. Hukuman bisa berupa menyanyi, berjoget, berbalas pantun, terserah sekehendak Raja atau Ratu.

Menariknya dalam acara ningkuk ada sesi dimana pemuda akan diberi waktu untuk menyampaikan isi hati terhadap pemudi yang disukai atau sebaliknya dengan menulis surat dan dikirim melalui Pak Pos yang tidak lain adalah sang moderator yang sudah ditunjuk, hal ini akan berlangsung sampai acara dinyatakan selesai.

Tidak jarang setelah acara ningkuk diantara pemuda maupun pemudi berpacaran dan bahkan sampai kejenjang pernikahan. Acara pertemuan pemuda dan pemudi ini tetap dalam pengawasan orang tua yang berada di tempat yang terpisah,  karena sering terjadi keributan akibat ada seorang pemudi maupun pemuda yang sakit hati karena idamannya banyak yang mengirimi surat, kondisi begini orang tua akan menengahi dan mengusir bagi siap yang akan membuat keributan.Namun sayang tradisi ningkuk ini sekarang ini sudah tidak terdengar lagi,  digantikan dengan acara hiburan seperti organ tunggal maupun band.
 
\Adalah Wak Inur (64)  salah seorang masyarakat yang dulunya perna merasakan asyiknya ningkuk pada masanya. "Mon mikak kalu kepunan nakan mon nak nelek acara itu karene mikak wang lah galak makai orgen tunggal, mon dulu tuh pas masih zamannye ningkuk ikak ajang silaturahmi bujang gadis nuntuk jodoh tapi diawaske rentue yang pasti jauh dari gawe dak tekeruan. semoga bae ade lagi yang nak ngidupke tradisi ikak" tutupnya ketika ditanyai oleh info sekayu mengenai komentarnya terhadap tradisi ningkuk ini. (Melati_Budaya)
Share To:

redaksi

Post A Comment: