Sumsel, Infosekayu.com- Puluhan warga Desa Tanjung Menang Kecamatan Prabumulih Selatan kota Prabumulih, Selasa (29/8/2017) sekitar pukul 10.00 mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prabumulih. Kedatangan puluhan warga desa yang dipimpin Kepala Desa Asnedi C Adam berserta perangkat desa itu untuk menyampaikan aspirasi terkait semburan air bercampur lumpur dan menyebabkan puluhan rumah korban retak-retak diduga akibat aktivitas PT Pertamina EP field Limau.

Puluhan warga yang datang selanjutnya disambut oleh pelaksana tugas Ketua DPRD Prabumulih yang juga Wakil Ketua I, HM Daud Rotasi SSos dan Wakil Ketua II, Erwandi, Sekretaris Dewan, Heriyani dan jajaran lainnya.

Kemudian tujuh perwakilan melakukan pertemuan di ruang rapat DPRDD untuk menyampaikan aspirasi.
Dalam pertemuan itu para perwakilan masyarakat meminta jajaran Ketua DPRD Prabumulih memfasilitasi dan membantu mengawal kerja tim dari Universitas Sriwijaya dan Pertamina yang melakukan pemeriksaan sample semburan lumpur maupun keretakan tanah serta rumah.

Warga Desa Tanjung Menang ketika mendatangi gedung dewan menyampaikan aspirasi terkait semburan air bercampur lumpur dan menyebabkan puluhan rumah korban retak-retak diduga akibat aktivitas PT Pertamina EP field Limau, Selasa (29/8/2017).
Warga Desa Tanjung Menang ketika mendatangi gedung dewan menyampaikan aspirasi terkait semburan air bercampur lumpur dan menyebabkan puluhan rumah korban retak-retak diduga akibat aktivitas PT Pertamina EP field Limau, Selasa (29/8/2017). 
"Kami minta tolong penyelesaian di desa kami, semburaan air asin beercampur lumpur di beberapa titik masih terjadi di desa kami. Karena kalau kami lihat dari cara-cara pihak Pertamina tidak mau mengakui jika air-air yang muncul itu disebabkan aktivitas mereka, kami tidak mau rumah kami amblas," ungkap M Soleh, tokoh masyarakat Desa Tanjung Menang ketika menyampaikan aspirasi.

Seperti diketahui, puluhan warga desa Tanjung Menang mengeluh disebabkan banyaknya semburan air asin berlumpur dan rumah retak-retak diduga akibat aktivitas pengeboran sumur milik Pertamina. Hal itu sudah dilaporkan warga dan perangkat desa ke perusahaan dan pemerintah kota dalam hal ini badan lingkungan hidup. Pertamina sendiri bersama BLH dan tim Unsri telah mengambil sample air asin berlumpur maupun tanah namun dari Juni hingga saat ini belum ada hasil. (NL)


Share To:

redaksi

Post A Comment: