Sumsel, infosekayu.com- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar rapat koordinasi
Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) se-Sumsel dalam rangka penanganan
konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) dan penanganan
terorisme di Sumsel, dibuka langsung Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Griya Agung Palembang, Kamis (3/8/2017)
Rakor ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI. Komjen Pol. Suhardi Alius dan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri RI. Mayjen Soedarmo.
Hadir dalam pembukaan rapat koordinasi, Kapolda Sumsel,
Agung Budi Maryoto, Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Marga Taufiq,
Bupati/Walikota se-Sumsel, diantaranya nampak hadir Bupati Muba, Bupati
Muara Enim, serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumsel , Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan Sumsel, Ormas, Organisasi Pemuda, Tokoh agama, Tokoh Masyarakat dan lainnya.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin
dalam kesempatan ini menyampaikan maksud dan tujuan rapat koordinasi
yakni untuk mewaspadai sejak dini, serta mencegah terjadinya konflik
SARA dan penanganan terorisme diwilayah Sumse. Menurut Alex, seperti halnya pencegahan bahaya radikalisme dan
terorisme diwujudkan melalui kemitraan, baik antara BNPT dengan FKUB,
organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, pelajar, dan mahasiswa
agar terciptanya ketentraman dan ketertiban dimasyarakat.
"Maksud dan tujuan pertemuan ini adalah mewaspadai sejak dini
munculnya SARA dan terorisme. Selain mewujudkan dan meningkatkan
koordinasi antara aparatur pemerintah, serta persiapan reaksi dini,
apalagi kedepan bakal ada beberapa agenda besar di Sumsel seperti pilkada serentak dan Asian Games 2018," ungkapnya. Lanjut Alex Noerdin,
upaya penanggulangan konflik SARA dan penanggulangan terorisme harus
diwaspadai sejak dini sehingga setiap individu harus waspada. Walaupun, sampai saat ini belum pernah terjadi konflik sosial bernuansa SARA ataupun radikalisme serta terorisme di Sumsel.
"Kita semua beruntung bisa mendapatkan informasi langsung dari tangan
pertama, karna belum tentu daerah lain bisa menghadirkan semua
narasumber seperti rapat koordinasi ini. Jadi, saya instruksikan FKUB
Provins Sumsel turun langsung ke masyarakat guna mengantisipasi berkembangnya SARA. Saya juga mengajak seluruh ulama dan Kiai di Sumsel agar memberikan ajaran yang benar, untuk menghindari berkembangnya ancama radikalisme dan terorisme di Sumsel ," harapnya.
Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI,
Komjen Pol. Suhardi Alius dalam kesempatan ini memaparkan terkait
bagaimana menghadapi radikalisme dan terorisme di Sumsel. Menurutnya, perlu dilakukan kewaspadaan semua daerah di Indonesia termasuk Sumsel karena ancaman ini sangat beragam melalui berbagai mudus.
"Seperti saya sampaikan ada sekitar 6 orang mantan narapidana teroris disekitar Sumsel, begitu juga di lembaga permasyarkatan. Artinya ini semua sangat dinamis
sehingga perlu diantisipasi dan yang terpenting mencegah paham radikal
yang akan menjurus pada terorisme agar kita cegah bersama," pungkasnya. (NL)
Post A Comment: