Sumsel, infosekayu.com- Pasca pemberitaan media dan membuat heboh jagat Prabumulih, proyek pembangunan jalan cor beton di Jalan Tower Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih dilakukan perbaikan. Jika jalan sebelumnya dibangun tepat dibawah menara transmisi listrik
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sehingga membuat kendaraan
roda empat tidak bisa melintas, beberapa waktu lalu jalan dilakukan
perbaikan oleh pihak ketiga pemenang tender.
Pembangunan jalan yang merupakan proyek pendampingan Kejaksaan Negeri Prabumulih itu kemudian dialihkan ke sisi kanan tower Sutet jika dari arah Jalan Nias. Kondisi tersebut selain membuat masyarakat mengendarai roda dua bisa
melintas juga membuat pengendara roda empat bisa lalu lalang bebas tanpa
menyenggol besi Sutet.
Namun meski demikian masyarakat menilai pembangunan tanpa perencanaan
itu buang-buang anggaran percuma, terlebih jalan harus dilakukan
pembangunan menjadi dua. "Semestinya dari kemarin-kemarin pembangunan dilakukan di samping
tower, bukan tepat di bawah tower. Kalau begini kan semua kendaraan bisa
melintas, baik truk, mobil pribadi maupun roda dua bisa lewat," ungkap Agus.
Agus menuturkan, semestinya pemerintah harus ada perencanaan dalam membangun sehingga tidak terjadi kesalahan seperti itu. "Kalau tiap membangun asal-asal langsung bangun tanpa rencana seperti itu bisa rusak Prabumulih
ini, mestinya perencanaan matang setahun sebelumnya sehingga tahun
berjalan tidak ada kendala lagi. Merencanakan itu semestinya harus
survey ke masyarakat juga," tuturnya.
Terpisah, Ketua Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKI), Mulwadi
menuturkan, dengan dilakukannya perbaikan atau pembangunan jalan baru
disamping tower itu berarti Pemkot Prabumulih mengakui kesalahannya. "Berarti pemerintah mengakui kalau mereka salah, buktinya melakukan
perbaikan dan membangun jalan baru, itu menandakan perencanaan tidak
matang," ungkapnya.
Pria yang biasa dipanggil Kemong ini menuturkan, pemerintah
semestinya melakukan survey ke lapangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pembangunan sehingga mengetahui persis kondisi jalan. "Kalau begini uang negara habis sia-sia, mestinya sudah tahu lahan di
bawah sutet itu sudah milik PLN, dampaknya kan sebelum membangun itu
harus diperhitungkan, masa pemerintahan semestinya profesional menjadi
lemah," bebernya (NL)
Post A Comment: