PAGARALAM, infosekayu.com- Pihak Pos Pemantau Gunung Api Dempo
(GAD) melalui Ketuanya, Mulyadi sangat menyayangkan kejadian
adanya pendaki yang terjatuh ke kawah GAD. Padahal pihak Pos Pemantau, BPBD dan Pemkot sudah mengeluarkan larangan keras adanya aktivitas pendakian. Pasalnya sampai saat ini status Gung Api Dempo masih berada di level II yaitu Waspada. Meskipun demikian dikabarkan masih banyak pendaki yang naik ke puncak GAD.
"Kita bersama Pemkot dan BPBD sudah mengeluarkan larangan pendakian
sejak status GAD di level II dan tidak boleh mendekati kawah minimal
dengan jarak 3 kilometer. Namun masih ada saja pendaki yang nekat
mendaki," ujarnya.
Bahkan menurut Mulyadi, beberapa hari lalu terekam ada pendaki yang dengan sengaja menaiki alat pemancar Siesmograf. "Mereka itu naik tampa izin, jadi kita tidak mengetahui siapa saja pendaki yang saat ini ada di puncak GAD tersebut," katanya.
Untuk itu pihaknya mengimbau seluruh masyarakat atau para pendaki dan pecinta alam untuk tidak melakukan pendakian. Status waspada Gunung Dempo bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya status waspada juga dikeluarkan BPBD terkait meningkatnya
status Gunung Api Dempo (GAD) menjadi level II Waspada, menyebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagaralam bersama TNI, mengambil langkah antisipasi penanggulangan bencana gunung meletus.
Petugas memetakan jalur evakuasi pengungsian sekitar ribuan jiwa yang
bakal terancam dampak jika gunung api Dempo terjadi erupsi. Kepala BPBD Pagaralam, Herawadi SSos mengatakan, jalur evakuasi
merupakan jalan yang sangat vital dalam penanggulangan bencana letusan
atau erupsi gunung api Dempo. Selain itu, jalur evakuasi harus dalam kondisi baik, dapat digunakan secara aman saat evakuasi dijalankan.
"Kita telah mensurvei sekaligus merintis jalur evakuasi langsung ke
lapangan, termasuk penentuan dan pengaturan jalur evakuasi,
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sehingga bisa mencari daerah
yang aman. Nantinya, pelaksanaannya melibatkan masyarakat dan instansi
terkait," kata Herawadi. Dijelaskannya, adapun daerah wilayah Kota Pagaralam yang masuk
terkena dampak letusan kawah merapi di radius 0-5 kilometer yakni
kelurahan Gunung Dempo, radius 5-10 kilometer kelurahan Dempo Makmur, Pagar Wangi dan Agung Lawangan.
Kemudian radius 10-15 kilometer, meliputi wilayah kelurahan Nendagung, Sidorejo dan Bangun Rejo. "Untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan terkait peningkatan status
gunung, jalur pendakian di Puncak Rimau dan Kampung 4 resmi kami tutup,
hingga batas waktu yang belum ditentukan," jelasnya. BPBD mengimbau kepada Camat dan Lurah hingga RT dan RW daerahnya yang
terdampak erupsi gunung Dempo, untuk meningkatkan kewaspadaan dan
diharapkan untuk memberikan sosialiasi kepada warganya mengenai kondisi
meningkatnya status gunung serta dampaknya, sekaligus hal apa saja yang
harus diantisipasi.
Sementara itu, Dandim 0405 Lahat, Letkol CZI Srihartono, melalui
Perwira Penghubung, Mayor Hernawan mengatakan, kondisi gunung api Dempo
kegempaan tremornya makin hari makan tinggi. "Apapun bentuknya, kita harus segera mengambil sikap dan tindakan
cepat, jangan telah terjadi baru berbuat. Kondisi ini perlu kita
waspadai selaku aparat pendukung."Wilayah mana saja dampaknya lebih besar harus kita minimalisir.
Mulai dari teknis evakuasi, jumlah penduduk, rata-rata dampak perkiraan
letusan mengarah ke mana, diperlukan koordinasi."
"Dan arah angin juga pasti berdampak pada arah letusan," kata Pabung. Tidak hanya itu sambung Pabung, diperlukan sarana pendukung lainnya
dalam evakuasi, yakni ketersediaan sarana transportasi evakuasi, data
jumlah pengungsi dan jarak waktu tempuh dan rute tercepat evakuasi itu
yang perlu dipikirkan bersama. "Bagaimana jalan keluarnya yang baik harus kita laksanakan, termasuk kondisi jalur evakuasi."
"Yang kita lalui apakah ada kerusakan jalan atau tidak, penentuan
lokasi titik awal evakuasi dan titik tujuan pengungsian aman, daya
tampung barak penduduk, ketersediaan lokasi, air dan makanan yang
dibutuhkan pengungsi nantinya," tegasnya (NL)
Post A Comment: