Jakarta, Infosekayu.com - Pemerintah belum bisa menentukan
alokasi distribusi impor garam bahan baku konsumsi yang akan dilakukan
oleh PT Garam (persero). Padahal, izin impor sudah dikantongi oleh PT
Garam sejak Rabu (2/8) malam.
Direktur Keuangan PT Garam Anang
Abdul Qoyyum mengatakan saat ini pemerintah masih memverifikasi data
industri kecil dan menengah (IKM) calon penerima alokasi garam bahan
baku konsumsi. Verifikasi itu akan dilakukan Kementerian Perindustrian
ke daerah.
"Belum ditetapkan. Alokasi kebutuhan IKM masih dihitung
lagi oleh Kadis (kepala dinas) masing-masing," ucap Anang di kantor
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (3/8).
Dalam
rekomendasi izin impor garam bahan baku konsumsi dari KKP, alokasi
garam diprioritaskan untuk IKM. Para industri kecil yang kemudian akan
mengolah kembali untuk dijual ke pasar.
Anang pun mengatakan impor
garam juga masih memiliki kendala. Pihaknya belum menemukan kapal
angkut yang mau mengirimkan garam dari Australia ke Indonesia.
Adapun,
rencananya, impor garam bahan baku konsumsi sebesar 75 ribu ton dari
Australia akan tiba terpisah di tiga pelabuhan, yakni Ciwandan, Banten;
Tanjung Perak, Jawa Timur, dan Belawan, Sumatra Utara.
Corporate
Secretary PT Garam Hartono menilai kemungkinan besar IKM yang akan
menikmati alokasi garam impor adalah yang berada di sekitar tiga
pelabuhan tersebut.
"Ya paling di sekitaran situ. Kami lagi cari
kapalnya dulu karena kapal logistik ini paling menghindari semen, pupuk,
dan garam. Tiga produk ini ada potensi merusak kapal," papar Hartono.
Namun,
ia berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan verifikasi data IKM
calon penerima garam impor, sehingga kegiatan importasi bisa berjalan
lancar. Hartono pun menilai IKM yang akan menerima jatah impor harus
yang merupakan industri pengolah, bukan hanya sekedar penjual/trader.
"Insya Allah tadi katanya minggu depan semoga datanya sudah terverifikasi," ucapnya. Direktur
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satryamurti Poerwadi
hanya menyebut pihaknya masih mendata ulang kebutuhan IKM dan
masyarakat. Stok garam rakyat pun masih diverifikasi, sehingga impor
tidak merugikan petani garam. Sementara produksi PT Garam saat ini masih
sekitar 3.500 ton dan terbilang minim untuk kebutuhan konsumsi.
"Tadi
kami rapat intinya, masih ingin tahu IKM butuh berapa, konsumen butuh
berapa untuk distribusi impor nanti. Kami juga masih stok opname garam
saat ini berapa," imbuh Brahmantya tanpa mau menyebut data secara rinci.
(Melati_hsgs)
Post A Comment: