Jakarta, Infosekayu.com - Presiden Joko Widodo perlu turun
tangan dengan membentuk tim independen guna mengusut kasus penyiraman
air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Novel Baswedan. Menurut juru bicara KPK Febri Diansyah, pembentukan tim
independen bakal didukung publik.
Hal itu tak lepas dari belum
terungkapnya pelaku penyiraman terhadap Novel. Lebih dari tiga bulan
berlalu, pihak kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya, belum mampu
mengungkap pelaku dan dalang penyiraman air keras ke Novel.
“Kalau
misalnya Presiden berpikir untuk memperkuat penanganan dan pengusutan
kasus ini, tentu saja pihak-pihak yang ingin pelaku ditemukan akan
menerima hal tersebut,” ujar Febri di Gedung KPK, Jakarta Selatan,
kemarin.
Febri mengatakan Novel dan keluarga berharap pelaku penyerangan bisa segera ditangkap. Terlebih, jajaran Polda Metro Jaya telah membuat sketsa wajah terduga pelaku.
Menurut Febri, KPK saat
ini menunggu kerja Korps Bhayangkara, yang disebut Kapolri Jenderal
Tito Karnavian telah dibentuk tim khusus bersama mulai jajaran Mabes
Polri hingga Polres Jakarta Utara.
KPK masih yakin polisi bisa
mengungkap pelaku dan dalang penyerangan air keras kepada Novel meski
ada pergantian pucuk pimpinan di Polda Metro Jaya. “Tentu kami tunggu
proses dan kerja yang dilakukan kepolisian,” ujarnya.
Presiden
Jokowi menyatakan akan meminta masukan dari Kapolri Jenderal Tito
Karnavian atas desakan pembentukan tim pencari fakta (TPF) dalam
mengungkap penyiraman air keras terhadap Novel. “Saya minta masukan
dulu ke Kapolri,” kata Jokowi.
Hari ini merupakan hari ke-109
pasca-Novel diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras ketika
dalam perjalanan pulang setelah menunaikan salat subuh dari masjid dekat
rumahnya pada Selasa (11/4). Namun, hingga saat ini, kepolisian belum
berhasil mengungkap kasus tersebut.
Sebelumnya, Inspektur
Pengawas Umum (Irwasum) Polri Komjen Dwi Priyatno mengatakan Polri sudah
bekerja dengan maksimal untuk mengungkap kasus penyiraman air keras
terhadap Novel.
“Ya wajar kalau Beliau menyampaikan seperti itu,
tapi kami optimal. Kami ingin kasus ini segera terungkap, tapi memang
kami punya kendala,” ujar Dwi menanggapi pesimisme sejumlah pihak.
Dwi
juga mengungkapkan sebuah kasus kejahatan bisa dilakukan secara
sempurna atau tidak sempurna. Kejahatan yang dilakukan secara sempurna
sulit diungkap karena pelaku benar-benar memikirkan detail dan rinci
setiap tahapan yang dilakukan.
“Bagaimana dia (pelaku) menghindari atau
menghilangkan barang bukti yang awal, betul-betul direncanakan,” kata
Dwi.
Soal dugaan ada oknum polisi turut terlibat dalam kasus itu,
Dwi mengatakan pernyataan itu harus didukung bukti atau fakta. Polri
akan mengonfrimasi dugaan tersebut. (Melati_nxushu)
Post A Comment: