Infosekayu.com - Beraaat,sangat berat! Seberat bayar hutang,dan seberat menagih hutang. Persoalan hutang memang rumit,antara yang berhutang dan berpiutang,sama-sama dalam posisi yang sulit Ditagih,molor,gak ditagih amnesia.Kunci sukses nagih hutang dengan cara sopan dan sebisa mungkin pandai mencuri hati orang berhutang. Orang Jawa bilangnya, pinter ngepek ati. Misalnya dengan basa-basi, ngajak ngobrol, 
“Barang siapa mati dan memiliki tanggungan utang dinar ataupun dirham, maka ia akan dilunasi dengan pahala kebaikannya. Karena di akhirat tiada lagi manfaat dinar ataupun dirham.” (HR. Ibnu Majah dari shahabat Ibnu Umar radhiallahu anhuma dan Syaikh Al Albani mengomentari hadits ini dalam Shahihut Targhib no. 1803, “Hasan shahih.”)
Memberi hutang orang lain sama dengan mengikhlaskan harta kita untuk diserahkan kepada orang lain. Katakan dengan baik-baik jika memang tidak mau memberi hutang, meskipun terkadang resikonya menyakitkan, dibilang kita pelit, gak mau bantu orang lain, gak toleransi, dan lain-lain dan lain-lain. Sebab, uang yang dihutangkan jangan diharap kembali tepat waktu. Karena uang hutang, bukan uang tabungan yang sewaktu-waktu bisa ditarik. Emak-emak, Bapak-bapak, menghutangi orang bukan sebuah kewajiban, lho. Sebaiknya, kalau memang tidak dihutangi jangan maksa orang memberi hutang.
Begitupun jika tak sanggup bayar hutang, lebih baik sampaikan jujur dengan meminta penangguhan pembayaran. Berkata jujur lebih baik daripada menghilangkan diri diantara rerimbunan ketakutan.
“Barang siapa yang mau memberi tangguhan kepada orang yang sedang kesulitan atau bahkan membebaskannya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan ‘Arsy-Nya di hari tiada naungan selain naungan-Nya.” (HR. At Tirmidzi)Supaya gak sakit hati, saat memberikan hutang kepada orang lain, ikhlaskan hutang itu jika suatu hari nanti tak dibayar.(LS)
Share To:

redaksi

Post A Comment: