Herdoni Syafriansyah adalah nama lengkapnya, lahir di
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, 7 Oktober 1991. Ia merupakan anak pertama
dari 4 (empat) bersaudara. Pendidikannya berawal dari Madrasah Ibtidayah
Istiqomah Sekayu, SMP N 1 Sekayu dan SMA N 1 Sekayu. Memiliki kecerdasan di
atas rata-rata dan berkepribadian INTP. Sejak kecil ia memang telah senang
membaca dan mencintai sastra. Selepas SMA, kecintaannya tersebut mulai ia
tekuni dengan serius.
Dalam kurun waktu dua tahun
berproses karyanya mulai muncul di media-media cetak dan ia mulai mengikuti
beberapa kegiatan level nasional. Berikut beberapa rekam jejak yang pernah
Herdoni Syafriansyah torehkan : Menghadiri seminar Pertemuan Penyair Nusantara
(PPN) V di Palembang (2011), Temu Sastrawan Indonesia (TSI) ke-4 di Ternate,
Maluku Utara (2011) dan Pagelaran Sastra Lisan Balai Bahasa Sumatera Selatan
(2016). Puisi dan cerpennya dipublikasikan beberapa media cetak seperti Majalah
Sastra Horison, Dinamika News, Tembilang Jambi, Sumatera Ekspres, Berita Pagi
Sumsel, Harian Musi Banyuasin, Majalah Pemprov Sumsel Young –G, Majalah Muba
Randik, dan ragam media cyber sastra lainnya. Buku pertamanya yang sudah
terbit, Antologi puisi berjudul: “Aku Burung dan Kau Pisau yang berputar”
(Digna Pustaka, 2012) –menghimpun sepilihan puisinya selama tiga tahun
kepenulisan. Karya-karya puisinya juga termuat dalam beberapa antologi bersama
lainnya seperti: Perahu Kelebu (Hasfa Publishing, 2011), 125 Puisi Pahlawan
FSBP (UmaHaju, 2011), Tuah Tara No Ate (Ummu Press, 2011), Munajat Tugu Bundaran
(Digna Pustaka, 2014), dan lainnya.
Pada 1 Maret Tahun 2013,
mendirikan Organisasi Arus Musi (ARSI) yang bergerak dibidang Seni, Sastra, dan
Kebudayaan yang mempunyai visi untuk menjaga warisan Budaya Kabupaten Musi
Banyuasin yang mempunyai nilai Keindahan, Kebaikan, dan Kebenaran serta Menjadi
penggerak yang mengantarkan kemajuan Seni, Sastra dan Budaya Kabupaten Musi
Banyuasin.
Kegiatan yang pernah dilakukan
oleh ARSI antara lain: mengadakan perlombaan dan penerbitan buku di bidang
seni, sastra dan kebudayaan; mengadakan Diskusi, Pembinaan, Pelatihan,
Penelitian dan kajian ilmiah yang terbatas dalam kajian studi di bidang Seni,
Sastra dan Kebudayaan; melakukan upaya pendataan terhadap unsur-unsur Budaya
Kabupaten Musi Banyuasin, melakukan upaya publikasi dan promosi terhadap keanekaragaman
kearifan lokal Kabupaten Musi Banyuasin.
Saya bahagia dengan apa yang
saya lakukan, sebab di dalam sastra, seni dan budaya saya menemukan kepuasan
dan kebahagiaan jiwa. Saya menemukan penyeimbang antara pikiran dan hati.
Begitulah sekilas gambaran
hidup sosok Herdoni Syafriansyah. Secara singkat, ia mendefinisikan dirinya
sebagai: "aku adalah cinta, tak
hidup tak mati. Tersinggah di tempat paling magis di muka bumi paling manis
sejak 7 Oktober 1991 hingga dalam kesadaran sejati". (Ls)
Post A Comment: