Jakarta,infosekayu.com - Malam ini, Sabtu (21/5/2016) seluruh umat muslim meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan memohon ampunan kepada Allah SWT.Nisfu Sya'ban merupakan "malam pengampunan dosa" atau juga "malam berdoa" yang digunakan umat muslim berpuasa dan beribadah sepanjang malam.Selain itu, di beberapa daerah malam Nisfu Sya'ban diartikan sebagai malam ketika nenek moyang yang telah wafat diperingati.

Pada malam Nisfu Sya'ban disunahkan bagi para umat muslim untuk melakukan ibadah sepanjang malam seperti sembahyang sunah tasbih,membaca surat-surat suci Alquran, berdzikir,dan bersalawat yang dilakukan sejak usai Salat Maghrib hingga Subuh tiba.

Selain itu,dalam kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki disebutkan terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan umat muslim di malam Nisfu Sya'ban yakni dengan memperbanyak doa merujuk pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW. 

Kedua,membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam Nisfu Sya’ban. 

Ketiga,memperbanyak istighfar.Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah.Itulah manusia.Kesehariannya bergelimang dosa.Namun,kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun.Karenanya,meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam Nisfu Sya’ban. 

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,disebutkan bahwa Allah mengampuni setiap hambaNya kecuai dua golongan.Siapakah mereka?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nisfu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya,kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya. (HR Ibnu Majah)
 
Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Nasiruddin Al Albani,yakni dalam Silsilah Ash Shahihah dan Shahih Ibnu Majah. Dalam hadits ini disebutkan keutamaan malam nisfu Sya’ban,yakni di malam itu Allah mengampuni seluruh makhlukNya.Seluruh hambaNya.Namun,ampunan itu tidak berlaku bagi dua orang yaitu :

Musyrikin Orang pertama yang tidak mendapatkan ampunan Allah di saat hambaNya diampuni adalah musyrikin. Dalam Silsilah Ash
Penjelasan ini senada dengan firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 48 dan surat An Nisa’ ayat 116.
Musyaahin bisa diterjemahkan dengan orang yang bertengkar dengan saudaranya. Menurut Ibnu Atsir, musyaahin adalah orang yang bermusuhan dengan sesama muslim. Sedangkan menurut Al Auza’i, musyaahin adalah ahli bid’ah yang memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin.

Meskipun ada perbedaan dalam mendefinisikan musyaahin,ia bermuara pada satu golongan yang tidak bersatu di dalam jamaah kaum muslimin.Entah karena bid’ah yang ia buat atau karena permusuhan/pertengkarannya kepada sesama mukmin.Di zaman sekarang,kita perlu mewaspadai agar diri kita tidak terperosok ke dalamnya. Jangan sampai kita membuat-buat bid’ah sehingga terpisah dari umat Islam yang diridhai Rasulullah dan janganlah kita bertengkar dengan sesama muslim.Kita semua adalah bersaudara.(red/oke)
Share To:

redaksi

Post A Comment: