Sungai Keruh, Infosekayu.com - Guna memastikan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) berjalan lancar, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muba David BJ Siregar bersama dengan Asisten II Setda Muba Ir H Sulaiman Zakaria MT, dan Kepala SKPD meninjau langsung pembangunan jalan di sepanjang jalan desa Jirak menuju desa Layan Kecamatan Sungai Keruh, Kamis (22/12/2016).

Di lokasi tersebut, Plt Bupati sesekali berbincang dengan pekerja proyek untuk memastikan pembangunan tidak menemui kendala."Secara umum semua proyek sudah berjalan cukup baik dan berjalan sesuai rencana, hanya saja perlu diperhatikan masalah waktu penyelesaian proyek karena pembangunan ini bertahap," ujar David.

Lanjutnya, untuk tahun 2017 nanti Pemkab Muba fokus membangun infrastruktur terutama jalan, dengan begitu perekonomian masyarakat bisa meningkat. "Untuk Kecamatan Sungai Keruh telah dianggarakan sebanyak 60 miliar untuk pembangunan dan perawatan jalan, dan khusus untuk desa Layan sendiri mendapat 1,54 miliar," tukasnya.

Setelah meninjau pembangunan jalan, Plt Bupati bersilaturahmi dengan masyarakat Layan. Dalam silaturrahmi tersebut warga berharap kepada Pemkab Muba untuk terus membangun jalan di sepanjang desa Jirak sampai desa Layan.

Rohadi warga desa mengaku, tidak tahu lagi harus berbuat apa dengan kondisi jalan yang sangat buruk, terutama saat musim penghujan turun yang membuat jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan, baik motor maupun mobil.

"Masyarakat sudah tidak tahu lagi harus apa, sejak dahulu hingga sekarang jalan kita masih seperti itu. Sebelumnya kita terbantu oleh perusahaan yang ada dalam memperbaiki jalan, sekarang tidak bisa lagi, karena perusahaan tidak lagi beroperasi di Desa Layan," ujarnya saat berdialog langsung dengan Plt Bupati Muba.

Dikatakanya, selama ini hanya satu keinginan warga yakni jalan diperbaiki. Karena jalan yang buruk sangat menanggu aktifitas. Dimana lumpur yang ada di jalan masuk Desa Layan dapat mencapai ketinggian lebih dari 60 cm, sehingga menyebabkan kendaraan yang lewat terjebak di dalam lumpur.

Lebih lanjut dikatakanya , kondisi alam saat ini sangatlah ekstrem, dimana cuaca sulit untuk diprediksi. Sehingga membuat warga khawatir tidak dapat keluar dari desa, terutama saat hujan deras terjadi.

"Jalan kami mengalami kerusakan lebih parah, Kalau rusak susah, warga harus gotong royong memperbaiki agar bisa melintas," ucap dia.

Hal yang paling miris dirasakan, sambung Rohadi yakni melihat anak-anak sekolah. Dimana para siswa dari Desa Layan harus berjalan kaki sejauh 3,5 km menuju SMP yang ada di Desa Jirak. Anak-anak tersebut mulai berangkat sekolah sekitar pukul 04.00 WIB berjalan kaki dengan sepatu dijinjing. Ini dikarenakan, kendaraan sulit melintas.

"Untung saja sekolah di Desa Jirak memberikan toleransi bagi anak-anak Layan yang terlambat, lantaran harus berjalan kaki saat pergi ke sekolah. Harga komoditi juga disini mahal, seperti gas 3 Kg harganya Rp 35 ribu, karena jarak yang jauh dan medan yang sulit," keluhnya. (red/beritamuba)
Share To:

redaksi

Post A Comment: