Balai Agung, Infosekayu.com – Siapa yang tak mengenal sosok laki-laki sukses keturunan Tionghoa ini. Ia di lahirkan pada 6 januari 1972 yang bernama Djonny (44) atau masyarakat Musi Banyuasin lebih mengenalnya dengan nama Aking yang memiliki kesuksesan luar biasa gemilang hingga saat ini. Pada wawancara tim infosekayu.com mengenai sosok inspiratif (12/12) kami mengorek banyak hal mengenai beliau dan kesuksesannya. Djonny atau aking menuturkan bahwa beliau dahulunya adalah anak dari orang yang berkehidupan biasa saja yaitu anak dari seorang pedagang pempek dan dibesarkan di lingkungan yang sederhana.
Aking kecil dahulu menempuh pendidikannya berawal dari SD Negeri 3 Sekayu, SMP Negeri 1 Sekayu dan terakhir beliau menamatkan pendidikan nya di SMA Negeri 1 Sekayu. Setelah menamatkan pendidikannya di Sekayu beliau pada masa itu memutuskan untuk pergi merantau ke tempat orang untuk mengadu nasib sekitar tahun 1992-1995, dan sesampainya di sana beliau bekerja sebagai karyawan pada toko elektronik yang bergajikan Rp. 75.000/ bulan. Ia bekerja selama kurang lebih 3 (tiga) tahun dan dari hasil bekerja tersebut beliau berhasil menabung, yang kemudian dijadikan olehnya modal pertama untuk menjalankan usahanya.
Salah satu wahana permainan di Cha Cha Water Fun Sekayu |
Adapun usaha yang pertama kali dirintisnya semenjak ia memutuskan berhenti bekerja adalah usaha penjualan dan pemasangan parabola keliling di kota sekayu dan sekitarnya. Kemudian lini usahanya merambah ke toko manisan atau penyedia bahan sembako di tahun 1996. Dan seiring waktu, ia merambah usaha dengan membuka toko elektronik, mini market, tempat karaoke (cha-cha karoke), resto, hotel hingga bisnis pariwisata permainan air yaitu Cha-Cha Water Fun atau water boom yang sedang digandrungi masyarakat Musi Banyuasin saat ini. Berikut ini petikan hasil dari wawancara tim Infosekayu.com dengan sosok Aking yang begitu menginspirasi ini.
“Banyak ughang nganggap kesuksesan aking tuh diraih dengen mudah karene memang lah banyak sen dai duluh, tapi itu salah besok. Ku memulai usaha ikak memang dari nol dan dak banyak wang tau aku dulu nyiwe pulek sampai lime kali pindah siwean umah dengen modal usaha dai hasil tabungan selame begawe tempat ughang. Kesuksesan didapat dak secarek instan tapi butuh proses untuk mencapai hasil yang di harapke.
Kalu ditanye masalah cito-cito, memang dai kecik ku becito-cito pengen jadi pengusaha karene ku agam terhadap tantangan, dan usaha itu dianggap hobi jadi dak suek beban jalankenye.
Nah ngape ku mangun water boom di sekayu, itu karene ku mempertimbangke amon ndak ke water boom palembang setidaknye masyarakat butuh kurang lebih sen sejuta untuk sekeluarga tapi mon ade di sekayu ughang dengen seratus ribu lah pacak menikmati hiburan yang dak kalah menyenangke serte lebih hemat.” Ujar aking dikesempatan wawancara.
Dan tak lupa kami juga menanyakan kepada beliau tentang mengapa memilih sekayu sebagai wilayah prioritas untuk menjalankan usaha-usahanya? Berikut penuturannya.
“aku milih sekayu sebagai tempat usaha karene aku kecik-kecik lah di sekayu, lah puluhan tahun, ikak pulek bentuk kepedulianku terhadap daerahku jadi ku bepikir ku harus mendukung kemajuan daerahku, itu alasannye. Lagi pulek ku ngen keluargaku berasal dai Muba, wang tueku lahir ngen besok di sikak tepatnye di daerah Sukarami. Dulu tuh keluarga kami bedagang tapi di tahun 1979 mengalami kebangkrutan jadi kami putuske pindah ke Palembang. Tapi di tahun 1985 kami ngulang lagi ke Sekayu sampai mikak aghai.” Tukas aking dengan lugas.
Tak lupa di akhir sesi tanya jawab kami meminta secara khusus kepada Aking untuk memberikan semacam kata inspiratif sebagai penutup wawancara ini.
Dan inilah quotes nya; “Manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya, karena kesempatan tidak datang dua kali dan jangan pernah takut untuk mencoba karena tanpa mencoba kita tidak akan pernah tahu sebatas mana kemampuan yang kita miliki.” Tutup Aking. (red)
Penulis : Zulkarnain Putra
Post A Comment: