Serasan Jaya, infosekayu.com – Istilah durian runtuh kini tak sekedar pepatah belaka melainkan benar-benar terjadi khususnya di Sekayu akhir-akhir ini. Tak sulit menemukan buah berduri nan lezat ini dikarenakan oleh banyaknya pedagang di sepanjang sisi-sisi jalan lintas Kota Sekayu yang mendirikan lapak-lapak kecil pedagang buah tahunan ini. Efek dari menjamurnya buah durian tersebut melahirkan kreasi-kreasi olahan khas yang sangat menggugah selera. Adapun olahan-olahan tersebut meliputi lempok, serawe, juada dian/dodol, dan tentunya jeghuk/tempoyak durian yang tak diragukan lagi rasa dan kenikmatannya hingga ke kanca nasional. Dari banyaknya kreasi olahan tersebut yang terus ada sepanjang tahunnya dan tentunya tahan lama untuk di simpan tak lain dan tak bukan adalah jeghuk bahan dasar gulai yang melegenda di masyarakat Musi Banyuasin itu.  Ibu Nuraini atau sering di panggil Wak Inur (63) warga serasan Jaya Sekayu ini tak pernah absen di setiap musim durian nya untuk membuat tempoyak atau jeghuk (produk fermentasi durian) sebagai bahan dasar gulai jeghuk khas Musi Banyuasin. 

Jeghuk atau tempoyak dibuat dengan cara memfermentasikan daging buah durian segar yang diberi sedikit borehan garam dan dibiarkan di dalam wadah yang tertutup untuk beberapa waktu hingga siap untuk di buat sebagai bahan dasar gulai jeghuk. Hampir Keseluruhan warga Musi Banyuasin begitu menyukai panganan khas ini karena rasanya yang begitu khas dapat mengambil hati siapa saja yang menikmatinya. Terlebih lagi gulai jeghuk ini akan bertambah kenikmatannya ketika di padupadankan dengan ikan khas sungai musi seperti ikan baung, lais, sengarat, tapa, patin atau lainnya yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing masyarakat. Rasa penasaran akan kenikmatan rasa gulai jeghuk khas sekayu inilah yang menghantarkan infosekayu.com untuk bertanya dan belajar langsung bagaimana cara membuat gulai jeghuk yang nikmat ini ke salah satu panggung di kota Sekayu (panggung merupakan istilah untuk pelestari kuliner/tukang masak dalam bahasa sekayu) berikut ini penuturan dari Wak Inur mengenai gulai jeghuk.

sebenoknye mudah niah yung muat gulai jeghuk tuh apelagi mon makai ikan baung atau patin pedado, pacak pulek makai ikan lainnye sasuai salera. Bumbu-bumbue paling utamo jeghuk, dem tuh seghai, cabek abang, njuk pulek dikit cabek ijaunye mangken takarasek pedasnye, gule, garam, ngen konyet. Galek bumbunye tuh tutuk aluske kecuali seghai yang cuma tutuk anju ke bae. Terakhir campurke galek bumbunye kanti ikan, njuk ayo secukupnye, apan lah ngelegak cicip untuk nyesuaike abe nye sampai takarasek sedap. Terakhir Gulai jeghuk siap di nikmati," Ujar Wak Inur saat di temui di kediamannya siang Sabtu (10/12).

Kearifan lokal kuliner khas seperti gulai jeghuk harus di jaga dan di lestarikan, karena hal ini lah yang di kemudian hari akan menjadi warisan berharga untuk anak cucu kita di masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai ikon kuliner Bumi Serasan Sekate.(red)

Penulis : Zulkarnain Putra 
Share To:

redaksi

Post A Comment: