Siswa siswi Sekolah Dasar Negeri dan siswa siswi SMP Negeri di rantau keroya saat menuju sekolah
Infosekayu.com - Semakin kencang desakan warga asal Desa Rantau Keroya (Rako) Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) untuk segera lepas dari wilayah Muba menjadi warga Kabupaten Pali terus semakin mengencang, lantaran dari hasil rapat yang disepakati bersama beberapa waktu yang lalu bahwa Desa Rako yang berpenduduk mencapai 800 kepala keluarga(KK) dengan jumlah penduduk lebih dari 4000 jiwa, termasuk ratusan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah, mereka setiap hendak pulang atau pergi ke sekolah harus bertaruh nyawa.

Karena kurang mendapat perhatian selama puluhan tahun oleh Pemkab Muba inisiatif ingin memisahkan diri dari Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin dan merujuk ke Kecamatan Penukal Utara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) itu ingin mendapatkan perhatian dan semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, terutama sarana transpotasi jalan dan jembatan dan para pelajar dari Desa Rako bisa melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Untuk mempercepat rujukan itu diterima oleh Pemkab Pali serta direstui oleh Pemkab Muba, maka sedikitnya ribuan masyarakat yang telah membubuhkan tanda tangan termasuk para pelajar atas kesepakatan untuk berhijrah ke Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Siswa yang mengikuti pendidikan ditiga sekolah dasar negeri dan satu sekolah lanjutan tingkat pertama negeri (SLTP Negeri) dan mirisnya lagi tenaga kerja sebagai tata usaha sekolah dan tenaga pendidik masih honorer semua kecuali hanya Kepala Sekolah saja dan lainya belum diangkat menjadi menjadi PNS, walau mereka telah mengabdi sudah puluhan tahun lamanya.

Karena akses jalan darat belum ada, maka para pelajar dari Desa Rako ini hanya bisa dilalui dengan jalur air dengan menggunakan perahu, motor ketek dan dampak dari sulitnya akses jalan menuju desa Rantau Kroya itu, sehingga menghambat para pelajar menjadi keterlambatan, apalagi jika datang musim penghujan.

Putra asli sekaligus sebagai sesepuh masyarakat Rako yang akraf disapa Kuyung Kritis banyak berharap supaya Pemkab Pali mau menerima rujukan warganya dan bagi Pemkab Muba supaya rela melepaskan, agar kehidupan warga Rako bisa berubah menjadi lebih baik diberbagai bidang.

Beliau sendiri mengaku prihatin melihat generasinya, sebab hari kini masih sekolah mengenakan slop atau sandal, karena jalan darat digenangi air dan bisa ditempuh menggunakan perahu baik dalam kondisi berangkat hingga pulang sekolah, tukasnya (red/halosumsel)



http://www.halosumsel.com/ratusan-siswa-desa-rako-bertaruh-nyawa-untuk-sekolah/
Share To:

redaksi

Post A Comment: